Berbicara
sepakbola tak dapat dipisahkan dari benua biru. Ya, Benua Eropa. Dalam
sepakbola, di benua ini menjadi standar kualitas seorang pemain. Anda
tentu masih ingat, pemilihan pemain terbaik dunia yang menjadi langganan
adalah pemain yang bermian di pentas eropa. Karena itu, mengetahui sejarah piala Eropa tentu menarik bukan?
Dalam dekade akhir 1920-an, sepakbola masih didominasi oleh
Negara-negara Amerika Latin. Hal itulah yang membuat Henry Delaunay,
Sekretaris Federasi Sepakbola Perancis (FFF) saat itu merasa ada
ketimpangan antara kekuatasn sepak bola di Benua Eropa dan Amerika
Latin. Negara-negara di daratan Eropa kalah kualitas dari Negara-negara
Amerika Latin. Ukuran yang dipakai Delaunay adalah perhelatan Olimpade
1924 dan 1928.
Selama dua perhelatan Olimpade tersebut, medali emas sepakbola diraih
oleh Uruguay. Bahkan Uruguy ditunjuk menjadi tuan rumah Olimpiade 1930
karena untuk menghormati Uruguay yang telah 2 kali mendulang emas di
Olimpiade. Kegelisahan inilah yang menjadi pemicu bagi Delaunay untuk
mengusulkan kompetisi yang khusus dikuti oleh Negara-negara di Eropa.
Karena, menurut Deaulunay kekuatan sepakbola Negara Amerika Latin
terlalu kuat untuk diimbangi oleh klub-klub di Benua Eropa.
Idenya Delaunay sederhana. Kualitas pamain tidak bisa datang secara
tiba-tiba. Kualitas pemain hanya bisa dihasilkan dari format kompetisi
yang berjaan secara kontinyu. Di kompetisi itulah yang nantinya bakal
membentuk skill pemain dan kerjasama antar pemain. Mustahil, jika tanpa
kompetisi yang bekelanjutan bakal lahir pemain hebat dan klub hebat dari
sebuah Negara.
Namun, ide tersebut tak digubris oleh UEFA (Persatuan Sepak Bola
Eropa). Alih-alih melakasankan ide Delaunay, UEFA malah mengelar
kejuaraan antar klub Eropa yang sekarang popular disebut sebagai Piala
Champions, Piala UEFA dan Piala Winners yang dihelat tahun 1954.
Hal itulah yang membuat Delaunay kecewa dan akhirnya jatuh sakit. Tak
lama kemudian Delaunay meninggal dunia pada November 1955. Meningalnya
Delaunay menyisakan kesediahan dikalangan pengurus UEFA. Karena,
Delaunay adalah sesepuh sepakbola Eropa. Tak ada yang meragukan dengan
julukan itu.
Hal inilah yang membuat Delauney kecewa, hingga jatuh sakit dan
meninggal dunia pada November 1955. Meninggalnya salah satu sesepuh
sepak bola Eropa ini sangat mengejutkan jajaran pengurus UEFA. Dalam
kongres UEFA 1957, ide lawas Delauney itu akhirnya disetujui. Kongres
juga memutuskan Prancis sebagai tuan rumah Piala Eropa yang pertama
tahun 1960 sebagai bentuk penghormatan kepada Delauney. Pada ajang ini,
Uni Soviet (kini Rusia) yang menjadi juara setelah mengandaskan
Yugoslavia dengan skor 2-1 melalui perpanjangan waktu.
Sejak saat itu, setiap 4 tahun sekali UEFA menggelar perhelatan
‘Piala Dunia Mini’ ini. Perkembangan dari perhelatan akbar di benua biru
itu pun terus terjadi. Misalnya, jumlah peserta Piala Eropa kedua yang
berlangsung di Spanyol, 1964, membengkak. Dari 17 negara pada piala
Eropa yang pertama, di Pialaa Eropa kedua menjadi 29 negara.
Pembengkakan ini antara lain ditandai masuknya Inggris dan Italia dalam
kancah perhelatan akbar se-Eropa ini. Namun, format putaran final sama
seperti yang pertama, yaitu 4 tim yang lolos ke putaran final. Kali ini
di final tuan rumah Spanyol menumbangkan juara bertahan Uni Soviet
dengan skor 2-1.
Berikut urut-urutan juara Piala Eropa sejak pertama kali digelar tahun 1960 sampai yang terakhir tahun 2008:
[box] Euro 1960
Juara: Uni Soviet Runner-up: Yugoslavia Tuan rumah: Perancis Pencetak
gol terbanyak: Francois Heutte (Perancis), Valentin Ivanov (Uni
Soviet), Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia),
Drazan Jerkovic (Yugoslavia) 2 gol[/box]
Ketika itu, Euro League diwarnai protes dari Federasi Sepak Bola
Perancis (FFF) yang menganggap penyelenggaraan pertama seharusnya
berlangsung di Perancis. Karena kompetisi ini adalah ide dari Delaunay
yang berkebangsaan Perancis. Akhirnya, turnamen ini digelar di Perancis.
Dan untuk pertama kalinya kejuaraan sepakbola antarnegara Eropa
dilaksanakan. Saat itu, formatnya adalah setiap tim memainkan dua leg
dan babak knock out di semifinal yang berlangsung di negara
penyelenggara.
Di final, Uni Soviet berhasil membungkam negara tetangga mereka
Yugoslavia 2-1. Mantan negara adidaya itu memenangkan pertandingan
melalui babak perpanjangan waktu.
[box] Euro 1964
Juara: Spanyol Runner-up: Uni Soviet Tuan rumah: Spanyol Pencetak gol
terbanyak: Francois Heutte (PErancIS), Valentin Ivanov (Uni Soviet),
Viktor Ponedelnik (Uni Soviet), Milan Galic (Yugoslavia), Drazan
Jerkovic (Yugoslavia) 2 gol[/box]
Nuansa Euro kali ini berbeda dengan empat turnamen sebelumnya.
Masalah politik larut dalam kegiatan yang seharusnya menjunjung
sportivitas. Yunani menolak bertanding melawan Albania, karena kedua tim
sedang terlibat perang.
Spanyol yang bertindak sebagai tuan rumah berhasil mengalahkan Uni
Soviet 2-1. Sejarah itu dibukukan Tim Matador melalui pertandingan yang
berlangsung di Madrid.
[box] Euro 1968
Juara: Itali Runner-up: Yugoslavia Tuan rumah: Itali Pencetak gol
terbanyak: Jesus Maria Pereda (Spanyol), Ferenc Bene (Hungaria), Dezso
Novak (Hungaria) 2 gol[/box]
Perubahan fundamental dari Euro terjadi ketika turnamen berlangsung
di Italia pada 1968. Turnamen yang awalnya bernama The European Nation’s
Cup, diganti menjadi UEFA European Football Championship.
Pada Euro 1968 ini, Negara Pizza mampu memboyong lambang supremasi
sepakbola terbesar di Eropa itu. Itali menjadi juara setelah menundukkan
Yugoslavia di Itali.
[box] Euro 1972
Juara: Jerman Runner-up: Uni Soviet Tuan rumah: Belgia Pencetak gol terbanyak: Gerd Muller (Germany) 4 gol[/box]
Format turnamen 1972 ini, masih sama seperti format empat tahun
sebelumnya. Kandidat kuat juara, Jerman dengan mudah membantai Belgia
3-0 di partai final yang di gelar di Brussels, lewat dua gol bintang
Jerman Gerd Muller.
Jerman akhirnya merebut mahkota juara usai membungkam tim tangguh Uni Soviet 3-0.
[box] Euro 1976
Juara: Cekoslovakia Runner-up: Jerman Tuan rumah: Yugoslavia Pencetak gol terbanyak: Dieter Müller (Jerman) 4 gol[/box]
Putaran final Euro 1976 diadakan di Yugoslavia. Di partai final,
Cekoslovakia berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Jerman 2-0.
Partai final kali ini diwarnai aksi diving yang dilakukan pemain
Jerman, Uli Hoeness. Tapi, aksi brilian di perlihatkan kiper Ceko,
Antonin Panenka dengan menggagalkan eksekusi penalti Sepp Maier.
[box] Euro 1980
Juara: Jerman Runner-up: Belgia Tuan rumah: Itali Pencetak gol terbanyak: Klaus Allofs (Jerman) 3 gol[/box]
Format baru kembali diterapkan pada Euro 1980. Delapan tim maju ke
putaran final di Italia. Di partai puncak, Jerman berhasil mengandaskan
perlawanan Belgia 2-1, lewat dua gol yang dicetak Horst Hrubesch.
[box] Euro 1984
Juara: Perancis Runner-up: Spanyol Tuan rumah: Perancis Pencetak gol terbanyak: Michel Platini (Perancis) 9 gol[/box]
Pada Euro 1984, peringkat pertama di masing-masing grup langsung menuju babak semifinal, setelah melewati fase grup.
Di partai final, tuan rumah Perancis berhasil mengalahkan Spanyol
2-0. Kedua gol Prancis masing-masing dicetak Michel Platini melalui
tendangan bebas dan Bruno Bellone.
[box] Euro 1988
Juara: Belanda Runner-up: Uni Soviet Tuan rumah: Jerman Pencetak gol terbanyak: Marco van Basten (Belanda) 5 gol[/box]
Pemerintahan Jerman menyelenggarakan Euro 1988, dengan memakai format seperti perhelatan 1984. Belanda berhasil menjadi juara, setelah mengalahkan Uni Soviet 2-0 di final. Kala itu, gol belanda lahir melalui sundulan Marco Van Basten dan Ruud Gullit.
[box] Euro 1992
Juara: Denmark Runner-up: Jerman Tuan rumah: Swedia Pencetak gol
terbanyak: Henrik Larsen (Denmark), Karl-Heinz Riedle (Jerman), Dennis
Bergkamp (Belanda), Tomas Brolin (Swedia) 3 gol[/box]
Euro 1992 diselenggarakan Swedia bertepatan dengan banyaknya
perubahan politik di Eropa. Jerman Barat dan Jerman Timur
mendeklarasikan kesatuan mereka menjadi Republik Jerman.
Kemudian Uni Soviet menyatakan kemerdekannya, serta tempat Yugoslavia yang dilanda perang di digantikan Denmark.
Ajaibnya, Denmark yang bermain tanpa beban berhasil tampil di final
dan memukul Jerman 2-0 lewat go yang di ciptakan Kim Vilfort dan John
Jensen.
[box] Euro 1996
Juara: Jerman Runner-up: Republik Ceko Tuan rumah: Inggris Pencetak gol terbanyak: Alan Shearer (Inggris) 5 gol[/box]
Timbulnya kekuatan-kekuatan baru negara Eropa Timur, membuat Euro
1996 diikuti 48 negara. Format baru mulai di jalankan, yaitu 16 tim maju
ke putaran final dan terbagi menjadi empat grup.
Peringkat satu dan dua di masing-masing grup akan maju ke babak
selanjutnya. Partai final terjadi antara kandidat juara Jerman dan Rep
Ceska yang bertindak sebagai underdog.
Jerman berhasil menaklukkan Rep Ceska 2-1, lewat gol Oliver Bierhoff
di perpanjangan waktu. Ini juga menjadi kali pertama sistem golden goal
diterapkan.
[box] Euro 2000
Juara: Perancis Runner-up: Italia Tuan rumah: Belgia & Belanda
Pencetak gol terbanyak: Patrick Kluivert (Belanda), Savo Milosevic
(Yugoslavia) 5 gol[/box]
Pertama kalinya Euro berlangsung di dua negara. Belgia dan Belanda
terpilih menjadi tuan rumah bersama. Partai final di turnamen
mempertemukan dua kandidiat kuat juara, Italia dan Perancis.
Tim Ayam Jantan berhasil menjadi kampiun, lewat gol emas David
Trezeguet saat injury time. Perancis juga berhasil mengawinkan gelar
World Cup 1998 dan Euro 2000.
[box] Euro 2004
Juara: Yunani Runner-up: Portugal Tuan rumah: Portugal Pencetak gol terbanyak: Milan Baros (Republik Ceska) 5 gol[/box]
Pada Euro 2004, Portugal menggelar hajatan. Perhelatan ini
menghadirkan kejutan di akhir kejuaraan. Yunani bersama pelatih asal
Jerman Otto Rehhagel berhasil membalikkan prediksi publik.
Mereka mampu memboyong lambang supremasi sepakbola terbesar di Eropa
itu. Yunani menjadi juara setelah menundukkan tuan rumah Portugal 1-0 di
Lisbon, lewat gol tunggal dari Angelos Charisteas
[box] Euro 2008
Juara : Spanyol
Runner Up : Jerman, Tuan rumah : Austria-Switzerland, Pencetak gol
terbanyak : David Villa (ESP) 4 Goal (Top Scorer), Roman Pavlyuchenko
(RUS) 3, Hakan Yakin (SUI) 3, Lukas Podolski (GER) 3, Semih Senturk
(TUR) 3[/box]
Pada Euro tahun 2008 ini Tim Spanyol berhasil mengalahkan kesebelasan
Jerman dengan skor 1-0. Gol tim matador diceploskan oleh Fernando
Torres. Tim Spanyol akhirnya juga berhasilkan mengawinkan Word Cup 2010
dan Euro 2008. Dua gelar prestisius tersebut mengantarkan Spanyol ke
puncak sebagai tim terbaik FIFA.
Karena jumlah peserta semakin bertambah, maka format pertandingan pun
diubah. Setiap peserta harus menjadi juara dan runner up grup terlebih
dahulu untuk lolos ke putaran final. Format inilah yang menjadi format
baku yang dianut setiap perhelatan piala Eropa sampai sekarang .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar